SITUBONDO - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan kunjungan kerja ke Taman Nasional (TN) Baluran, Situbondo, Jawa Timur, pada Senin 14 Juli 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Menhut bersama Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio) dan Wakil Bupati Situbondo Ulfiyah menjajal pengalaman safari malam atau safari night di kawasan konservasi tersebut.
"Alhamdulillah hari ini senang bersama Pak Bupati dan Mbak Wakil Bupati dapat bersama-sama ke Taman Nasional Baluran. Taman nasional paling tua di Indonesia," ujar Raja Juli Antoni.
Ia menuturkan, pengalaman melihat satwa liar di malam hari menjadi daya tarik tersendiri.
"Pertama kita ini melakukan safari night, malam hari bisa melihat rusa, melihat kerbau dan satwa lain di malam hari. Selain memang tujuannya konservasi, saya kira nanti dengan Pak Bupati kita bisa kembangkan ekowisata, ekotourism,” katanya.
Menhut menekankan bahwa pengembangan ekowisata di Baluran tetap harus mengutamakan pelestarian alam, namun tetap bisa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
"Kita tetap jaga alamnya tapi masyarakat juga akan mendapatkan impact-nya dari ekowisata yang akan kita coba kembangkan bersama Pak Bupati," ucapnya.
Kepala Balai TN Baluran dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa populasi satwa liar di kawasan itu cukup melimpah, seperti rusa lebih dari 3.000 ekor, banteng sekitar 200 ekor, macan tutul sekitar 30 ekor, serta banyak burung merak.
Sementara itu, Bupati Situbondo Mas Rio mengaku senang bisa mendampingi Menteri Raja Juli Antoni dalam kegiatan malam hari tersebut.
Ia menyebut pengalaman melihat langsung kehidupan satwa di malam hari merupakan pengalaman pertamanya.
"Senang sekali kedatangan Menteri, jalan-jalan kita malam-malam, ini pengalaman pertama saya. Tadi saya agak surprise lihat rusa, matanya udah kayak perumahan begitu,” ujar Mas Rio.
Ia menyambut baik ide safari malam dan menyatakan akan mengembangkan konsep tersebut bersama Kementerian Kehutanan.
"Muncul ide dari Pak Menteri safari night, bagus itu. Tapi bikin eksklusif, bukan niche tourism,” tandasnya.[]